Studi: Menambahkan Garam Meja ke Makanan Tingkatkan Risiko Kanker Perut

Studi: Menambahkan Garam Meja ke Makanan Tingkatkan Risiko Kanker Perut

Infocakrawala.com – JAKARTA – Sebuah penelitian yang tersebut diterbitkan di Jurnal Gastric Cancer menyebutkan bahwa menambahkan garam meja ke pada makanan sehari-hari bisa saja meningkatkan risiko tumor ganas perut sebesar 41%.

Penelitian yang disebutkan diambil dengan mengamati data tambahan dari 500.000 orang di tempat Inggris. Namun, tiada termasuk dia yang digunakan telah menderita neoplasma atau permasalahan ginjal.

Dalam penelitian yang dimaksud dituliskan bahwa orang-orang yang dimaksud menambahkan garam lebih besar berisiko terkena karsinoma lambung apabila dibandingkan dengan orang yang dimaksud tidaklah pernah atau jarang menggunakan tambahan garam meja.


“Kami menemukan bahwa partisipan yang digunakan setiap saat menambahkan garam pada makanan pada waktu makan memiliki risiko 41% lebih lanjut besar terkena neoplasma lambung dibandingkan merek yang digunakan bukan pernah/jarang menambahkan garam,” tulis penelitian tersebut, dikutipkan dari People, Hari Minggu (12/5/2024).

Kanker perut adalah neoplasma paling umum kelima di dalam seluruh dunia, menurut National Cancer Institute , yang digunakan mengatakan, “Ini tambahan umum terjadi pada negara-negara pada Asia Timur, Eropa Timur, serta Amerika Selatan juga Tengah dibandingkan di tempat Amerika Serikat lalu negara-negara Barat lainnya.”

Jurnal Gastric Cancer juga menambahkan bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan yang digunakan diasinkan, diasap, juga makanan yang mana diawetkan dapat memicu tumor ganas perut. Apalagi jenis makanan yang dimaksud memiliki komposisi garam yang tinggi, ditambah dengan rendahnya konsumsi buah lalu sayur harian mampu memperburuk risikonya.

“Mengonsumsi makanan yang digunakan rendah buah-buahan kemudian sayur-sayuran atau makanan yang digunakan berbagai diasinkan, diasap, atau makanan yang tiada diawetkan dengan baik dapat meningkatkan risiko neoplasma perut,” sambungnya.


Lebih lanjut, penelitian terbaru itu menunjukkan bahwa populasi di tempat Asia mempunyai tingkat neoplasma perut yang digunakan tinggi lantaran tingginya asupan garam, ikan asin, makanan asinan, serta daging olahan. Meski begitu, penulis jurnal menyebutkan bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan. Sebab pihaknya tidaklah mengevaluasi faktor lalu pengaruh lain seperti jenis kelamin, usia, etnis, infeksi H. pylori, serta status merokok.

“Meskipun penelitian kami berdasarkan kohort besar menunjukkan bahwa terus-menerus menambahkan garam pada makanan di area meja juga dikaitkan dengan risiko lebih lanjut tinggi terkena tumor ganas lambung pada populasi Barat, hal ini memiliki beberapa keterbatasan,” kata penelitian tersebut.

“Jumlah persoalan hukum pada penelitian kami tidak ada cukup untuk mengevaluasi pengaruh pengubah potensial seperti jenis kelamin, usia, etnis, infeksi H. pylori, atau status merokok,” pungkasnya.