Bisnis  

Tarif Naik, Jasa Marga Klaim Tol Japek dan juga Layang MBZ Bisa Pangkas 60% Waktu Tempuh

Tarif Naik, Jasa Marga Klaim Tol Japek kemudian juga Layang MBZ Bisa Pangkas 60% Waktu Tempuh

Infocakrawala.com – PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) kembali menjelaskan perkara kenaikan tarif tol Jakarta-Cikampek (Japek) serta Tol Layang MBZ. Kenaikan tarif tol ini sempat diprotes oleh netizen.

Namun, Jasa Marga berkelit kenaikan tarif tol Japek serta tol layang MBZ ini telah terjadi disetujui oleh pemerintah. Selain itu, diperkenalkan tol yang disebutkan juga diklaim memberikan dampak yang tersebut luas bagi pengguna jalan.

Direktur Bisnis PT JTT, Pratomo Bimawan Putra mengklaim bahwa tol Japek lalu tol Layang MBZ ini mampu memangkas waktu tempuh perjalanan lebih lanjut dari 60%.

Angka tersebut, jelas dia, merupakan hitungan pada kondisi lalu lintas normal menggunakan perangkat lunak peta digital dengan simulasi apabila pengguna jalan tol berkendara dari Interchange Cawang kemudian menggunakan Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan juga melanjutkan perjalanan melalui Jalan Layang MBZ menuju Purwakarta.

Pratomo memberikan contoh pengguna jalan akan menempuh perjalanan menuju Purwakarta dengan jarak sekitar 87,7 Km dengan waktu tempuh yang mana dibutuhkan hanya saja 1 jam 7 menit. Jika dibandingkan dengan perjalanan menuju Purwakarta tanpa menggunakan jalan tol, pengguna jalan akan menempuh jarak 98,1 Km melalui Jalan Pantura dengan waktu tempuh lebih tinggi lama yaitu 3 jam 2 menit. Hal ini menunjukkan penghematan waktu perjalanan yang digunakan sangat signifikan lebih lanjut dari 60%.

Dia melanjutkan, hitungan Volume per Kapasitas jalan atau V/C ratio di kondisi lalu lintas puncak arus mudik Lebaran pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Ia menyampaikan, jikalau dilihat dari sisi V/C ratio atau hitungan total kendaraan pada satu segmen jalan di satu waktu dibandingkan dengan kapasitas jalan, di tempat Tahun 2019, untuk Jalan Tol Jakarta-Cikampek mencapai 0,59 dengan kecepatan tempuh rata-rata sekitar 39,83 km/jam.

“Semenjak Jalan Layang MBZ dioperasikan, kecepatan di dalam Jalan Tol Jakarta-Cikampek membaik yang dimaksud terindikasi dari distribusi kendaraan. Fakta V/C ratio Jalan Tol Jakarta-Cikampek di dalam Tahun 2023 tercatat sebesar 0,71. Pengembangan yang dimaksud terjadi dengan catatan kendati terdapat peningkatan ukuran lalu lintas yang dimaksud signifikan pada puncak arus mudik Lebaran 2023, yaitu meningkat sebesar 21,3% dari tahun 2019, rekayasa lalu lintas yang dimaksud diberlakukan adalah contra flow sehingga Jalan Tol Jakarta-Cikampek masih dapat melayani arus lalu lintas dari Bandung ke arah Jakarta. Kondisi ini berbeda apabila dibandingkan dengan tahun 2019 lalu 2022 yang dimaksud memberlakukan rekayasa lalu lintas one way. Pengoperasian terintegrasi dengan Jalan Layang MBZ juga terbukti berhasil menambah laju kecepatan kendaraan menjadi 47,81 km/jam,” kata beliau Bima di keterangan tertulis, Selasa (12/3/2024).

Pada 9 Maret 2024 lalu, penyesuaian tarif integrasi Jalan Tol Jakarta-Cikampek serta Jalan Layang MBZ resmi diberlakukan berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum serta Perumahan Rakyat Nomor: 250/KPTS/M/2024 tanggal 2 Februari 2024 tentang Penyesuaian Tarif Integrasi Pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek lalu Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Penyesuaian tarif ini akan digunakan perusahaan untuk menyokong peningkatan pelayanan operasional dan juga pemeliharaan jalan tol.

Lebih lanjut Bima juga menilik populasi kendaraan beredar di area Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang tersebut menjadi jalur utama pergerakan kegiatan bisnis penghubung wilayah perkotaan serta kawasan lapangan usaha Jawa Barat, sepanjang Tahun 2023 tercatat sebanyak 82,3% kendaraan Golongan I melintas di tempat Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan juga sisanya sebanyak 17,7% kendaraan non Golongan I atau sejenis truk industri.

Ia menyebutkan, dari jumlah keseluruhan kendaraan non Golongan I yang tersebut menyeberangi di area Jalan Tol Jakarta-Cikampek atau sekitar 29,3 jt kendaraan truk secara dengan segera dapat mempengaruhi tingkat ketahanan lapisan infrastruktur jalan tol. Ditambah dengan muatan kendaraan berlebih yang mana turut menyumbang percepatan kerusakan jalan.

Tercatat sejak dilaksanakan penertiban Operasi Over Dimension Over Load (ODOL) oleh petugas gabungan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Kepolisian, dan juga PT JTT di area Jalan Tol Jakarta-Cikampek pada Tahun 2019 hingga 2023, rata-rata jumlah total kendaraan di kondisi overload sebanyak 37,6% dari total kendaraan terjaring.

Hal ini tentunya menjadi perhatian khusus bagi pemerintah juga perusahaan untuk terus mengupayakan peniadaan kendaraan ODOL yang dimaksud sejalan dengan upaya peningkatan layanan jalan tol untuk menjaga keamanan dan juga kenyamanan pelanggannya.

“Di sedang hiruk pikuk lalu lintas kendaraan pada jalur bidang usaha urat nadi penghubung wilayah Trans Jawa yang dimaksud menjadi jalur favorit pengguna jalan juga lokasi dari berbagai proyek infrastruktur otoritas di tempat koridor Jakarta-Cikampek seperti Kereta Segera Jakarta-Bandung, LRT Jabotabek, Jalan Tol Cibitung-Cilincing hingga Jalan Layang MBZ dalam beberapa tahun terakhir, upaya peningkatan pelayanan lalu lintas yang dimaksud telah lama dilaksanakan PT JTT juga memperhitungkan mitigasi risiko, khususnya yang tersebut berpotensi mengganggu arus lalu lintas kendaraan,” pungkas Bima.

Selanjutnya, Direktur Utama PT JJC Hendri Taufik menambahkan, penyesuaian tarif juga dapat mengupayakan Organisasi di memverifikasi pembangunan ekonomi berjalan dengan baik.

“Hingga ketika ini PT JJC juga dapat memenuhi kewajiban finansial terhadap Lembaga Keuangan dengan baik menghadapi pendanaan penyelenggaraan Jalan Layang MBZ yang mana dijalankan melalui setoran modal dari pemegang saham sebesar 30% serta pinjaman kredit sindikasi dari Sektor Keuangan sebesar 70%,” jelas Hendri.