Truk China Banjiri Indonesia, Fuso: Pelanggan Pertimbangkan Aftersales

Truk China Banjiri Indonesia, Fuso: Pelanggan Pertimbangkan Aftersales

Infocakrawala.com – JAKARTA – Menteri Manufaktur (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyayangkan banyaknya truk impor jika China yang digunakan beroperasi pada Indonesia. Padahal, ada sejumlah produsen truk yang dimaksud mempunyai pabrik dalam Tanah Air yang mampu menyuplai kendaraan dengan spesifikasi serupa. Menurut Agus, truk impor jika China pada waktu ini membanjiri tambang-tambang di tempat Maluku dan juga Sulawesi.

Lalu, bagaimana dengan pabrikan Negeri Matahari Terbit yang selama ini merajai pasar? Aji Jaya, Sales & Marketing Director PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) mengungkapkan pihaknya tak terganggu dengan hal tersebut. Sebab, ia menganggap konsumen memiliki sejumlah pertimbangan sebelum melakukan pembelian.

“Apakah dengan maraknya kendaraan impor itu akan menjadikan persaingan? Kita akui iya. Tapi kami yakin konsumen akan mempertimbangkan berbagai hal ketika melakukan pembelian,” kata Aji Jaya pada Ibukota Indonesia Timur, Kamis (14/3/2024).

Aji menyatakan strategi Mitsubishi Fuso untuk mempertahankan gelar kejuaraan sebagai market leader dalam segmen kendaraan komersial adalah menguatkan aspek aftersales. Hal ini diklaim memberi kepercayaan konsumen akan komoditas Fuso.

Fuso sendiri juga akan segera memperluas jaringan pelanggan yang mana pada waktu ini ada 222 diler yang dimaksud dilengkapi prasarana bengkel. Menurutnya, persaingan pelayanan purna jual menjadi kunci ketika konsumen menentukan pilihan.

“Kehadiraan kendaraan impor memang sebenarnya secara aktual menciptakan kompetisi kendaraan niaga jadi lebih lanjut banyak. Tapi tentunya kami percaya bahwa konsumen kendaraan niaga ini pada waktu berinvestasi dia akan mempertimbangkan berbagai hal pada waktu memutuskan pembelian, salah satunya adalah pelayanan aftersales,” ujarnya.

Sekadar informasi, tahun lalu perdagangan kendaraan komersial mengalami penurunan yang mana diakibatkan beberapa faktor. Salah satu yang terbesar adalah menjauhi tahun urusan politik yang mana memproduksi entrepreneur menahan diri di mengembangkan usahanya.

Selain itu, beberapa nilai komoditas yang digunakan menurunkan juga menjadi faktor jualan kendaraan komersial lebih lanjut rendah dibandingkan 2022.

“Beberapa pebisnis cenderung berhati-hati pada investasi. Di segmen niaga, ada beberapa kontributor (penjualan); mining, plantation, manufaktur,
konstruksi kemudian logistik juga yang tersebut terakhir, lain-lain. Dari sektor sektor bidang usaha yang dimaksud yang tersebut masih ketika ini memberikan partisipasi besar pada perdagangan niaga adalah sektor logistik,”ungkapAji.