WHO Tetapkan Vaksinasi wabah Covid-19 Akan Jadi Imunisasi Rutin, Siapa Saja yang dimaksud Wajib Disuntik?

WHO Tetapkan Vaksinasi wabah penyebaran virus Corona Akan Jadi Imunisasi Rutin, Siapa Saja yang tersebut dimaksud Wajib Disuntik?

Infocakrawala.com – Vaksinasi penyebaran virus Corona akan dialihkan menjadi imunisasi rutin seiring dengan berakhirnya acara pemberian vaksin gratis COVAX. Organisasi Aspek Kesehatan Planet (WHO) memyatakan bahwa acara COVAX akan berakhir pada 31 Desember 2023.

Melalui situs resminya, WHO menyatakan kalau pemberian vaksin wabah Covid-19 diubah menjadi imunisasi rutin. Namun belum ada penjelasan tambahan lanjut terkait mekanisme pemberian imunisasi tersebut.

COVAX merupakan mekanisme multilateral demi mewujudkan akses global yang adil terhadap vaksin Covid-19. Selama dirilis sejak tahun 2020, COVAX sejauh ini sudah memasok hampir 2 miliar dosis vaksin wabah Covid-19 ke seluruh dunia. Rencana yang dimaksud diklaim sudah pernah mengurangi kematian setidaknya 2,7 jt orang dalam dunia.

Ilustrasi Vaksin Covid-19.(Unsplash/towfiquy barbiquy)
Ilustrasi Vaksin Covid-19.(Unsplash/towfiquy barbiquy)

Terdapat 92 negara berpendapatan rendah akan terus menerima dosis vaksin penyebaran virus Corona serta dukungan pengiriman melalui Gavi’s inisiatif reguler. Sejauh ini, 58 negara berpendapatan rendah telah dilakukan mengajukan permohonan total 83 jt dosis untuk tahun 2024, dengan rencana untuk fokus pada pengamanan berkelanjutan terhadap kelompok prioritas, termasuk petugas kesehatan, pekerja komunitas, dan juga lansia.

Belajar Dari Pandemi H1N1

WHO coba mengambil pembelajaran dari pandemi H1N1, ketika sebagian besar negara kekurangan vaksin, para mitra COVAX menegaskan bahwa dunia masih tidak ada aman sampai semua orang aman atau belum divaksinasi.

Itu sebabnya merek mendesak dunia untuk menyediakan vaksin secara merata juga menyerukan agar setiap negara memiliki setidaknya dosis yang cukup untuk melindungi kelompok yang digunakan paling berisiko. Pada akhir tahun 2020, 190 negara dari semua tingkat pendapatan telah terjadi menyetujui secara resmi perjanjian untuk berpartisipasi pada COVAX, termasuk Indonesia.

Warga mendapatkan vaksinasi booster penyebaran virus Corona kedua di area Kantor Wali Perkotaan Ibukota Timur, Selasa (24/1/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Warga mendapatkan vaksinasi booster pandemi Covid-19 kedua di area Kantor Wali Daerah Perkotaan Ibukota Indonesia Timur, Selasa (24/1/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]

COVAX dirancang sebagai mekanisme koordinasi menyeluruh yang mana mencakup penelitian juga pengembangan juga manufaktur, panduan kebijakan, pengembangan portofolio vaksin, sistem peraturan, alokasi pasokan dan juga penilaian kesiapan negara, logistik transportasi, penyimpanan kemudian administrasi vaksin, dan juga pemantauan cakupan negara juga tingkat penyerapan.

Tetapi COVAX juga menghadapi berbagai tantangan. Tanpa miliki cadangan uang tunai, kemampuan negara untuk mengesahkan kontrak awal dengan produsen terbatas, dan juga meskipun negara yang dimaksud mampu mengirimkan dosis ke 100 negara pada enam minggu pertama peluncuran global, larangan ekspor juga faktor-faktor lain juga jadi penghambat. Alhasil, pengiriman vaksin di jumlah agregat besar baru diterima pada kuartal ketiga tahun 2021.

(Sumber: Suara.com)