61 Juta Serangan Bruteforce Terjalin di tempat Indonesia selama 2023, Kedua Tertinggi di tempat Asia Tenggara

61 Juta Serangan Bruteforce Terjalin di area tempat Indonesia selama 2023,  Kedua Tertinggi di area tempat Asia Tenggara

Infocakrawala.com – JAKARTA – Kaspersky mengklaim sudah memblokir lebih banyak dari 61 jt serangan bruteforce yang tersebut memiliki target bidang usaha di tempat Asia Tenggara (SEA) sepanjang 2023.

Pada periode Januari hingga Desember 2023, total ada 61.374.948 Bruteforce.Generic.RDP.* terdeteksi lalu digagalkan oleh hasil Kaspersky B2B.

Serangan Bruteforce adalah metode untuk menebak kata sandi atau kunci enkripsi yang digunakan melibatkan percobaan sistematis semua kemungkinan kombinasi karakter hingga ditemukan karakter yang mana benar.

Serangan Bruteforce yang digunakan berhasil memungkinkan penyerang memperoleh kredensial pengguna yang dimaksud valid. Remote Desktop Protocol (RDP) adalah protokol milik Microsoft, yang tersebut menyediakan antarmuka grafis untuk pengguna untuk terhubung ke komputer lain melalui jaringan.

RDP banyak digunakan oleh administrator sistem kemudian pengguna non teknis untuk mengontrol server lalu PC lain dari jarak jauh.

Serangan Bruteforce.Generic.RDP.* mencoba menemukan pasangan login/kata sandi RDP yang digunakan valid dengan secara sistematis memeriksa semua kemungkinan kata sandi hingga kata sandi yang mana benar ditemukan.

Serangan Bruteforce.Generic.RDP.* yang berhasil memungkinkan penyerang mendapatkan akses jarak sangat ke komputer host yang ditargetkan.

Vietnam, Indonesia, kemudian Thailand mencatatkan jumlah agregat serangan RDP tertinggi tahun lalu. Sementara itu, Singapura memiliki lebih besar dari enam jt insiden, Filipina hampir 5 juta, juga Malaya dengan jumlah total terendah yaitu hampir tiga jt upaya Bruteforce.

Serangan Bruteforce di tempat Asia Tenggara

Indonesia 11,703,925
Malaysia 2,810,648
Filipina 4,620,264
Singapura 6,059,867
Thailand 10,205,819
Vietnam 25,974,425
Total 61.374.948

“Serangan bruteforce sangat berbahaya. Terutama pengaplikasian layanan pihak ketiga untuk pertukaran data, karyawan yang bekerja menggunakan komputer pada rumah, kemudian jaringan Wi-Fi yang berpotensi tiada aman, juga pemakaian alat akses jarak terpencil seperti RDP masih menjadi hambatan bagi pasukan infosec perusahaan,” jelas Adrian Hia, Managing Director untuk Asia PasifikdiKaspersky.