Mengungkap Gelapnya Dark Web: Bumi Tersembunyi di dalam Balik Layar Jaringan Internet

Mengungkap Gelapnya Dark Web: Bumi Tersembunyi dalam di Balik Layar Jaringan Jaringan Internet

Infocakrawala.com – JAKARTA – Dark web adalah istilah yang mana seringkali dikaitkan dengan aktivitas ilegal. Namun, apa sebenarnya dark web itu? Siapa hanya yang tersebut menggunakannya? Apa tujuan mereka? Dan bagaimana data pribadi dapat diperjualbelikan di area sana?

Data yang digunakan terkena serangan ransomware di dalam Pusat Fakta Nasional Sementara (PDNS) 2 Surabaya tak sanggup dipulihkan. Direktur Network & IT Solution PT Telkom Indonesia Tbk Herlan Wijanarko meyakinkan bahwa data yang mana telah terkena ransom tiada bisa saja dipulihkan tapi telah diamankan. Artinya, tiada dapat disalahgunakan. Hal ini dikarenakan perasaan khawatir warganet terhadap kebocoran data yang tersebut kemudian dibagikan ke dark web.

Pada Maret 2024, 73 jt data pribadi milik pelanggan atau mantan pelanggan AT&T bocor lalu dibagikan di area dark web. Pengetahuan yang tersebut bocor termasuk alamat, nomor jaminan sosial, lalu kode akses.

Menurut AT&T, data yang digunakan bocor berasal dari 2019 atau sebelumnya. Sekeitar 7,6 jt pelanggan diantaranya masih aktif, juga 65,4 jt lainnya mantan pelanggan AT&T.

Perusahaan yang disebutkan menyatakan di sebuah pernyataan bahwa bukan jelas apakah data yang disebutkan berasal dari sistem dia sendiri atau melalui pemasok pihak ketiga.

AT&T adalah salah satu penyedia layanan seluler serta internet terbesar dalam Amerika dengan 290 jt pelanggan.

Apa Itu Dark Web?

Mengungkap Gelapnya Dark Web: Bumi Tersembunyi di dalam Balik Layar Internet

Dark web adalah bagian dari internet yang tersebut tidaklah dapat diakses melalui mesin pencari biasa seperti Google. Untuk mengaksesnya, diperlukan perangkat lunak khusus seperti Tor Browser. Dark web sengaja disembunyikan juga dienkripsi untuk menjaga anonimitas penggunanya.

Siapa Konsumen Dark Web?

Pengguna dark web sangat beragam. Umumnya dia memakai dark web untuk berbicara secara aman serta menghindari sensor. Tidak dapat dipungkiri bahwa dark web juga menjadi tempat berkumpulnya para pelaku kriminal.

Tujuan Pemakaian Dark Web

Tujuan pemakaian dark web pun beragam. Bagi sebagian orang, dark web adalah tempat untuk mengekspresikan diri secara bebas tanpa takut diawasi.

Bagi yang mana lain, dark web adalah sumber informasi yang dimaksud tak sanggup ditemukan di dalam internet biasa. Namun, dark web juga menjadi lingkungan ekonomi gelap tempat berbagai barangdan jasa ilegal diperjualbelikan, termasuk narkoba, senjata api, dan juga data pribadi.

Perdagangan Fakta Pribadi di area Dark Web

Data pribadi seperti nama, alamat, nomor telepon, email, bahkan informasi kartu kredit sanggup diperjualbelikan dalam dark web. Informasi ini biasanya didapatkan melalui peretasan atau kebocoran data. Pembelinya sanggup siapa saja, mulai individu yang digunakan ingin melakukan penggelapan hingga perusahaan yang tersebut ingin mendapatkan data pelanggan secara ilegal.

Siapa Pembeli Fakta Pribadi dalam Dark Web?

Pembeli data pribadi di area dark web dapat berasal dari berbagai kalangan. Ada individu yang tersebut ingin menggunakan data yang dimaksud untuk melakukan kecurangan atau pemerasan. Ada juga perusahaan yang ingin mendapatkan data pelanggan secara ilegal untuk tujuan pemasaran atau penipuan. Bahkan, ada juga pemerintah yang dimaksud diduga membeli data pribadi untuk tujuan pengawasan.

Dampak Penjualan Angka Pribadi

Penjualan data pribadi di dalam dark web bisa saja berdampak kritis bagi korbannya. Informasi pribadi yang dimaksud jatuh ke tangan yang salah mampu digunakan untuk berbagai kejahatan, mulai pencurian identitas hingga penipuan finansial. Korban juga mampu menjadi sasaran spam, phishing, dan juga berbagai bentuk pelecehan lainnya.

Pemerintah kemudian penegak hukum di area berbagai negara terus berupaya untuk memberantas perdagangan data pribadi dalam dark web. Namun, upaya ini tidaklah mudah sebab sifat dark web yang tersembunyi serta anonim. Selain itu, dark web juga terus tumbuh kemudian beradaptasi dengan teknologi baru, sehingga sulit untuk dilacakdandimonitor.