Dipenjara, Eks Awal Menteri Pakistan Pakai Artificial Intelligence untuk Berpidato pada Kampanye

Dipenjara, Eks Awal Menteri Pakistan Pakai Artificial Intelligence untuk Berpidato pada Kampanye

Infocakrawala.com – Mantan Awal Menteri Pakistan Imran Khan, yang partainya dilarang mengatur kampanye terbuka, memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk berpidato.

Pidato Imran Khan yang mana dalam bentuk sebuah klip audio disebarkan di dalam Youtube memohonkan para pendukungnya tetap saja berjuang di pemilu. Hal ini adalah pertama kalinya Teknologi AI digunakan pada pilpres pada Pakistan.

“Partai kita dilarang untuk mengadakan kampanye terbuka. Orang-orang kita diculik lalu keluarga merekan diserang,” kata Imran Khan pada pidato buatan Artificial Intelligence tersebut.

Video itu telah disaksikan 1,4 jt kali di area Youtube. Bahkan ketika disiarkan live, puluhan ribu orang menyaksikannya pada sistem media sosial lainnya.

Sayangnya live streaming pidato Imran Khan itu terputus akibat gangguan koneksi internet. Diduga gangguan itu disengaja untuk operator seluler lokal untuk mengganggu siaran pidato Khan.

Regulator operator telkom Pakistan mengungkapkan sedang menyelidiki gangguan tayangan segera tersebut.

Pidato Khan itu, yang ditulis eks Awal Menteri dari penjara, disuarakan oleh AI. Para petinggi partai Tehreek-e-Insaf, yang dimaksud dipimpin Khan, mengungkapkan mereka itu didiskriminasi di pemilu, dilarang untuk berkumpul lalu dikekang di tempat media internet.

Murtaza Solangi, Menteri Berita Pakistan, disebut diam-diam menyokong lawan Imran Khan pada pemilu.

Imran Khan dipenjara sejak 5 Agustus lalu sebab diduga melakukan menerima suap. Ia juga sedang diselidiki di sebagian tindakan hukum hukum. Proses peradilan Khan kerap diselenggarakan tertutup kemudian karenanya dituding tidaklah transparan.

Imran Khan menang di pemilihan umum 2018 lalu. Sejumlah pihak menuding Khan menang sebab disokong militer Pakistan. Belakangan Khan sendiri menuding militer berada dalam balik pendongkelannya dari kursi perdana menteri.

(Sumber: Suara.com)